Are
We There Yet?: The Role of Gender on the Effectiveness and Efficiency of
User-Robot Communication in Navigational Tasks
THEODORA KOULOURI, STANISLAO LAURIA,
and ROBERT D. MACREDIE , Brunel
University
SHERRY CHEN , National Central
University
Many studies have identified gender
differences in communication related to spatial navigation in real and virtual
worlds. Most of this research has focused on single-party communication
(monologs), such as the way in which individuals either give or follow route
instructions. However, very little work has been reported on spatial navigation
dialogs and whether there are gender differences in the way that they are
conducted. In the experiments discussed in this article, pairs of participants
communicated remotely; in each pair, one participant (the instructor) was under
the impression that s/he was giving route instructions to a robot (the
follower), avoiding any perception of gendered communication. To ensure the naturalness of the interaction,
the followers were given no guidelines on what to say, however, each had to
control a robot based on the user’s instructions. As anticipated, gender influences task
performance and communication. However, the findings suggest that it is the
interaction— the combination of gender and role (i.e., instructor or
follower)—that has the most significant impact. In particular, pairs of Wanita
users/instructors and Pria “robots”/followers are associated with the fastest
and most accurate completion of the navigation tasks. This study describes the
differences in how Prias and Wanitas interact with the system, and proposes
that any Wanita “disadvantage” in spatial communication can disappear through
interactive mechanisms. Such insights are important for the design of navigation
systems that are equally effective for users of either gender.
Fahmi
Tajuddin (G64120071)
Gender adalah suatu konsep kultural yang
merujuk pada karakteristik yang membedakan antara wanita dan pria baik secara
biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Secara khusus,
pria sering merumuskan petunjuk mereka menggunakan sistem kardinal dan jarak
metrik, sedangkan wanita lebih memilih untuk menyertakan referensi ke landmark
proksimal [Ward et al. 1986; Lawton 1994]. Dalam domain lain dari penelitian spasial, pria
berkemampuan untuk menggambar, membaca,
dan menafsirkan peta lebih akurat daripada wanita [Allen 2000a; Beattyand
Troster 1987; Coluccia
et al. 2007b].
Dalam
artikel ini penulis melalukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh gender, tidak hanya pada
individu tetapi juga pada tingkat pasangan, efisiensi
dan efektivitas komunikasi dengan melihat kinerja tugas
rute spasial dan
isi dan struktur dari petunjuk yang diberikan dan tanggapan mereka.
Dan juga untuk mengetahui apakah laki-laki lebih baik dalam memahami, melaksanakan, dan negosiasi petunjuk
rute dalam interaksi real-time dengan pasangan mereka. Selain itu, penelitian
ini mengeksplorasi hipotesis
bahwa laki-laki mampu menghasilkan
petunjuk rute yang lebih efisien daripada wanita
Penelitian ini menggunakan versi modifikasi dari
percobaan Wizard of Oz dengan dua orang berinteraksi di dalamnya, satu sebagai user/instructor dan
yang lain sebagai robot/follower dengan kombinasi semua kemungkinan dari peran
dan jenis kelamin sebagai berikut :
(1) Pria :
user/instructor, Pria : “robot”/follower (MM)
(2) Pria :
user/instructor, Wanita : “robot”/follower (MF)
(3) Wanita
: user/instructor, Pria : “robot”/follower (FM)
(4) Wanita
: user/instructor, Wanita : “robot”/follower (FF)
Domain yang digunakan dalam penelitian ini adalah navigasi di kota dan pengguna
harus memandu robot
untuk enam lokasi ditentukan misalnya Pub, Lab, Factory, Subway, Tesco,
Shop. hanya user yang tahu tujuan dan memiliki
pandangan global lingkungan,
sehingga "robot" harus bergantung pada instruksi pengguna dan deskripsi lokasi. Untuk keperluan eksperimen, sistem kustom dikembangkan
yang didukung simulasi interaktif dan memungkinkan real-time teks komunikasi
langsung antara user- “robot”. Sistem ini terhubung dua antarmuka melalui Local
Area Network (LAN) dengan
menggunakan TCP/IP sebagai protokol komunikasi. Antarmuka user/ instructor ditampilkan dalam peta penuh dari kota simulasi.
Sedangkan Antarmuka robot/follower yang ditampilkan hanya sebagian kecil dari peta, sekitar posisi robot
saat ini saja. Mereka juga
dapat berkomunikasi melalui kotak dialog yang telah disediakan.
Namun
dalam komunikasi terkadang terjadi miskomunikasi. Dari perspektif teoritis,
ada dua jenis miskomunikasi:
misunderstandings dan nonunderstandings
[Hirst et al.
1994]. Misunderstandings berhubungan dengan kesalahan eksekusi, yang merujuk pada contoh
di mana "robot"/follower gagal
untuk memahami instruksi dan menyimpang dari rute
yang dijelaskan. Sedangkan
nonunderstandings terjadi
ketika : (i) "robot"/follower tidak dapat menginterpretasikan ucapan pengguna/instruktur; (ii) "robot"/follower tidak mengerti tentang penafsiran yang ia peroleh; atau (iii) ucapan
yang ambigu ke "robot"/follower, yang
menyebabkan lebih dari satu
interpretasi dari instruksi.
Setelah dilakukan berbagai percobaan dengan
menggunakan ANOVA (Analysis of Variance), penulis menyimpulkan berdasarkan :
- Time taken per task, menunjukkan bahwa pasangan FM secara signifikan lebih cepat (306 detik) dari MM(370 detik), MF (409 detik) dan FF (425 detik).
- Frequency of Miscommunication, menunjukkan bahwa kondisi FM (Mean = 0.78, Standar Deviation = 0.53), MM (M = 0,81 SD = 0,54), MF (M = 1,23 SD = 0,68) dan FF (M = 2,18 SD = 1,44). Dengan begitu pasangan FF hampir tiga kali lebih cenderung gagal untuk memahami dan melaksanakan instruksi daripada pasangan yang lain.
- Instruction Types and Granularity, menunjukkan bahwa user / instructor dalam pasangan MF lebih mungkin untuk memberikan informasi yang lebih rinci dan eksplisit.
- Time taken per task, menunjukkan bahwa pasangan FM secara signifikan lebih cepat (306 detik) dari MM(370 detik), MF (409 detik) dan FF (425 detik).
- Frequency of Miscommunication, menunjukkan bahwa kondisi FM (Mean = 0.78, Standar Deviation = 0.53), MM (M = 0,81 SD = 0,54), MF (M = 1,23 SD = 0,68) dan FF (M = 2,18 SD = 1,44). Dengan begitu pasangan FF hampir tiga kali lebih cenderung gagal untuk memahami dan melaksanakan instruksi daripada pasangan yang lain.
- Instruction Types and Granularity, menunjukkan bahwa user / instructor dalam pasangan MF lebih mungkin untuk memberikan informasi yang lebih rinci dan eksplisit.
Dengan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
pasangan MF atau Pria sebagai user/instructor dan Wanita sebagai robot/follower
dengan penyelesaian tercepat dan paling akurat dari serta interaksi dan
komunikasi yang lebih efisien.
Berikut daftar blog rekan yang telah saya komentari :
https://dynssetiana12u.wordpress.com/2015/06/21/take-home-test-3-kajian-artikel-ilmiah/comment-page-1/#comment-20
http://fahlevireza991.blogspot.com/2015/06/kajian-artikel-ilmiah-overcode.html?showComment=1435025482075#c514368960271709027
https://ilmanpangeran.wordpress.com/2015/06/21/tht3-kajian-artikel-ilmiah-enriching-archaeological-parks-with-contextual-sounds-and-mobile-technology/comment-page-1/#comment-12